Ayie Dan Dira

"Kadang-kala kita tak tahu tentang percaturan yang dikirim Tuhan kepada kita, kita seringkali mengeluh bila di hadapan adanya halangan dan seringkali alpa bila di puncak kejayaan." - Ayie 2012

Ayie melangkah perlahan, mengira langkah demi langkah kaki yang menapak. Semakin dia berjalan mendekati sawah padi itu, semakin kuat debaran di hatinya. Digital Canon yang tersangkut di bahunya dipegang erat, entah mengapa di waktu-waktu begini Digital Canon itu mampu meredakan resah di hatinya.

Di sawah padi itu, Ayie lihat Dira sedang duduk termenung sendiri sambil menutup mata seperti kebiasaannya. Kadang-kala terlihat senyuman di wajahnya menunjukkan yang dia sungguh menikmati saat angin menyapa dirinya perlahan. Ayie berjalan menghampiri Dira dengan perlahan-lahan sambil tersenyum.

"Hari ini apa yang angin bisikkan kepada awak?" Ayie bertanya sambil duduk di tunggul kayu bersebelahan Dira. Dira buka mata sambil tersenyum, "Angin bisikkan kepada saya yang awak dah sampai untuk menemani saya." Ya, senyuman itu, itulah senyuman yang selama ini membuatkan Ayie untuk jatuh, senyuman itu juga yang menemani malam-malam sepinya, senyuman yang sama itulah yang memberikannya semangat untuk terus datang ke sawah ini. Ayie dongak pandang langit, matahari kian tenggelam, dan langit semakin memerah. Dia pandang Dira, "Jom jalan-jalan pusing sawah?" tanya Ayie sambil bangun.

Dan petang itu, dalam senja yang semakin merah di dada langit mereka berjalan menelusuri kawasan sawah sambil bercerita tentang masa lalu, dan juga tentang masa hadapan.





Hadirmu umpama cahaya, yang terangi malam gelapku. Tawamu riang, buatkan hati terasa tenang.